Selamat Datang Di Ruang Belajar Binary.me / Deriv.com - Di Sini Anda akan mendapatkan semua Tips dan Trik Menang Forex Binary - Deriv dari A sampai Z. Puaskan Keinginan Belajar Anda dan Bersiaplah untuk Meraih Mimpi mendapatkan Kebebasan Financial Yang Tidak Terbatas... !!!


 


Kamis, 04 Juni 2015

Strategi Binary Options Dengan Pivot Point

Salah satu tantangan terbesar dalam trading adalah menentukan kapan harga akan mengalami reversal atau justru melanjutkan tren. Meski tak bisa dikatakan mudah, hal ini penting untuk diketahui karena dapat menjadi acuan dalam penggunaan berbagai macam strategi, baik di spot forex maupun binary options. Berbagai indikator pun diciptakan dan dilengkapi dengan sajian analisa level-level support dan resistance, dengan tujuan untuk membantu trader mengetahui pola pergerakan harga secara lebih presisi.

Meski begitu, tak bisa dipungkiri, meskipun menggunakan indikator, faktor subyektivitas seringkali masih turut berpengaruh dalam menentukan level-level support atau resisten. Indikator Fibonacci misalnya, menuntut kejelian para trader untuk menentukan sendiri poin penarikan garis-garis swing high dan swing low atau garis-garis support dan resistance. Namun jangan khawatir, masih ada indikator yang sifatnya lebih obyektif, yakni Pivot Poin. Indikator pivot poin ini juga cocok bagi trader binary option.

Pivot Point Dapat Digunakan Untuk Menentukan Level-Level Support dan Resistance Potensial
Pivot point dapat diartikan sebagai level harga yang mencerminkan poin reversal pada price action suatu instrumen. Dalam hal ini, penghitungan pivot point dapat menghasilkan level support dan resistance, dimana harga memang diharapkan mengalami bounce ketika mencapai level-level tersebut. Jika harga melewati batas-batas pivot poin tertentu, maka hal ini dapat diartikan sebagai awal pembentukan sentimen bullish atau bearish.

Mengapa Pivot Point?

Terdapat 4 alasan bagi trader binary options untuk menggunakan pivot point:
  • Pertama, pivot points memiliki sistem penghitungan yang mudah.
  • Kedua, poin-poin yang diperoleh dari perhitungan pivot poin juga sangat fleksibel untuk ditempatkan dalam chart berbagai instrumen, seperti forex, saham, komoditas, binary options, dan aset finansial lain yang dapat diperdagangkan. 
  • Alasan ketiga dari penggunaan pivot point adalah tingkat akurasinya yang cukup tinggi. Inilah yang menjadikan pivot poin populer di kalangan trader. Ketepatan sinyal trading yang dihasilkan hampir selalu memenuhi ekspektasi trader.
  • Keempat, pivot point adalah indikator utama dalam metode price action. Jika dibandingkan dengan indikator MA (Moving Averages), pivot point lebih cepat merespon pergerakan karena trader hanya perlu mengantisipasi level harga apakah akan memantul (bounce) atau menembus (breakout) level dari indikator ini. Sementara MA didasarkan dari pembentukan harga dalam 5, 10, atau 30 hari sehingga sifatnya akan lagging atau ketinggalan dalam pergerakan market yang sedang berlangsung.

Cara Menghitung Pivot Point

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghitung pivot point. Semakin majunya teknologi saat ini memungkinkan trader untuk menghitung pivot point secara otomatis melalui kalkulator pivot point. Trader juga tidak perlu mengunduh aplikasi tertentu untuk memperoleh kalkulasi yang tepat, karena saat ini banyak situs forex yang menyediakan kalkulator pivot point secara online.

Bagi trader yang ingin mengetahui penghitungan pivot point secara manual, berikut adalah rumus perolehan pivot point yang paling sering diterapkan:

Pivot Point(PP):(high + close + low)/3
Resistance 1(R1):(2 x PP) - low
Resistance 2(R2):PP + (high - low)
Resistance 3(R3):high + 2 x (PP-low)
Support 1(S1):(2 x PP) - high
Support 2(S2):PP - (high - low)
Support 3(S3):low - 2 x (high - PP)




 
 

 
 

Keterangan:

high: harga tertinggi
low: harga terendah
close: harga penutupan

Harga tertinggi, terendah, dan penutupan diperoleh dari level harga pada penutupan periode sebelumnya. Hal ini tergantung pada time frame yang digunakan oleh trader. Jika trader mengamati chart harian, maka yang diambil adalah perolehan harga dari hari sebelumnya. Begitu juga dengan time frame mingguan, trader akan mengambil pencapaian harga dari minggu sebelumnya.

Pivot Point Dalam Binary Options

Saat berbicara mengenai binary options, trader akan dihadapkan pada 2 pilihan, yaitu "call" atau "put" yang memperkirakan apakah harga akan bergerak naik atau turun, dan kemudian menempatkan option pada pilihan yang lebih diyakininya. Dalam hal ini, pivot point dapat menjadi penentu sentimen pergerakan harga.

Trader dapat memperkirakan dengan lebih pasti apakah harga akan meneruskan tren jika level tersebut sudah menembus titik support atau resistance pertama (S1/R1). Area S1 dan R1 memang menjadi wilayah yang sangat penting, mengingat harga bisa diprediksi untuk mengalami penguatan tren apabila level-level ini tertembus. Contoh sederhana dari penggunaan pivot point dengan titik support dan resistance pertama dapat dilihat dari gambar di bawah ini:

Pivot Point Binary Options R1
Penggunaan pivot point R1 dalam binary options

Pada chart GBP/USD dengan time frame 30 menit di atas, harga menunjukkan penguatan uptrend yang terkonfirmasi setelah menembus level S1. Pada situasi tersebut, pembukaan posisi "call" dengan expiry time 1 jam hingga 1 hari dapat dilakukan untuk memanen profit dari pergerakan pair di atas.

Sementara itu, level-level S2/R2 dan S3/R3 dapat dimanfaatkan untuk mengamati level harga yang akan mengalami pullback, atau berada pada titik jenuhnya.

Pivot Point Binary Options R1R2
Penggunaan pivot point R2 dalam binary options

Pada grafik di atas, pergerakan harga mengalami pullback setelah tidak mampu menembus level S2, jika retracement tidak sanggup menyentuh level tersebut, trader dapat menempatkan option "put" untuk memperkirakan terjadinya pembalikan harga. Expiry time per jam hingga harian bisa dipilih untuk memperoleh keuntungan dari kondisi pergerakan pair USD/JPY di atas.

Di samping itu, perlu ditekankan bahwa penggunaan indikator lain yang mengkonfirmasi sinyal trading dapat membantu trader dalam menempatkan option pada posisi trading binary options. Grafik USD/JPY di atas menandakan sinyal trading "put" yang kuat karena selain analisis dari pivot poin, indikator RSI yang tampak di bawah juga mengindikasikan level harga sudah mencapai poin overbought.

Pivot point juga dapat digunakan untuk menganalisis posisi entry option yang tepat, baik saat pasar sedang ranging maupun ketika berada dalam kondisi tren.

Saat Kondisi Sideways
Ide pokok dari penggunaan pivot point adalah untuk memanfaatkan level R1 atau S1 sebagai indikator utama dalam menentukan tren pergerakan harga. Bagi trader yang memperkirakan kondisi pasar akan sideways, posisi trading harus segera ditutup saat level harga akan mendekati level-level terdekat dari PP.

Untuk menempatkan option "call", trader dapat menunggu harga untuk bergerak di atas PP, yang akan lebih terkonfirmasi jika harga terus naik mendekati level R1. Pada tahap ini, akan lebih aman jika trader mengunci profitnya dengan menutup posisi trading saat harga menyentuh poin R1, karena kondisi yang ranging menampilkan harga yang sulit menembus batas-batas support dan resistance. Oleh karena itu, trader harus dapat memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan oleh harga suatu instrumen untuk mencapai poin tersebut, agar dapat menentukan batas expiry time secara tepat.

Sebaliknya, trader dapat memilih option "put" jika harga bergerak turun lebih rendah dari PP. Perkiraan expiry time yang ditentukan juga sebaiknya memperhitungkan pencapaian level harga menuju S1, karena pada area ini grafik baru akan menunjukkan sinyal trading yang pasti saat level harga berhasil breakout atau justru bounce dari titik tersebut.

Saat Kondisi Tren
Trader dapat memperkirakan terjadinya tren jika level harga menembus level S1 atau R1. Penting untuk diketahui bahwa breakout pada R1 tidak serta merta akan mengindikasikan penguatan uptrend, begitu pula dengan penembusan pada S1. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah breakout pada level-level R1 atau S1 akan menunjukkan tren yang kuat, namun tidak menjamin apakah arah tren tersebut akan konsisten terhadap level-level yang ditembusnya. Harga bisa saja mengalami downtrend yang sangat kuat setelah menembus R1, atau mengalami reversal uptrend setelah breakout dari level S1.

Maka dari itu, trader perlu memperhatikan karakteristik pembentukan breakout yang biasanya dimulai setelah harga bergerak di posisi yang sama dalam beberapa waktu. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk memastikan arah pembentukan tren adalah dengan memperhatikan pola pembentukan harga pada level-level support dan resistance. Sebelum terjadi tren bullish, harga akan menguji level resistance untuk beberapa saat sambil menunjukkan poin retracement yang nampak semakin tinggi. Perilaku tersebut mengindikasikan tekanan untuk buy, yang tidak lama kemudian akan menunjukkan pola penguatan uptrend secara signifikan.

Untuk menganalisis tren bearish, trader dapat mengamati pergerakan harga yang menguji level support untuk beberapa waktu, dengan poin retracement yang semakin rendah. Dengan demikian, sinyal "put" untuk trader akan semakin kuat karena harga tidak lama lagi akan mengalami breakout dan menunjukkan downtrend yang kuat.

Sebagai contoh, mari kita amati grafik EUR/USD dengan time frame H4 pada gambar di bawah ini:

Penggunaan Pivot Point Saat Kondisi Breakout

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pergerakan harga menguji level R1 untuk beberapa saat, sebelum akhirnya turun kembali dan mengalami bounce pada poin pivot (PP). Sebenarnya, hal ini saja sudah cukup untuk mengkonfirmasi sinyal "call", karena harga akan kembali naik menyentuh level R1. Setelah berhasil menembus R1, harga kemudian menguji level R2 dengan poin retracement yang tidak mampu mencapai PP, sehingga breakout ke atas adalah kemungkinan terbesar yang akan terjadi pada pergerakan pair EUR/USD dalam ilustrasi di atas.

Apa yang terjadi jika harga benar-benar mengalami uptrend seperti gambar di atas? Tentu saja ini dapat mengkonfirmasi pembukaan posisi baru dengan option "call". Apabila tren terus berlanjut menembus level R2 dan R3, trader binary options dapat lebih leluasa menentukan waktu expiry time untuk posisi tradingnya. Terdapat 3 skenario trading yang dapat diterapkan pada pola pergerakan harga tersebut, diantaranya adalah:

1. Membuka posisi dengan jenis trading in/out, dimana option yang dipilih adalah "out", untuk memperkirakan level harga berada di luar jangkauan S1-R1. Expiry time yang digunakan adalah 1 minggu.

2. Menggunakan jenis trading rise/fall, dengan perkiraan EUR/USD akan "rise" di atas poin R1, dengan mengaplikasikan batas expiry time harian.

3. Membuka posisi dengan jenis trading touch/no touch, dimana option yang ditempatkan adalah "touch" pada range harga di antara level R1 dan R2, dengan expiry time satu minggu.

Yang Perlu Diperhatikan Dari Pivot Point

Kemampuan pivot point untuk menganalisis pergerakan harga yang akan terjadi dengan level-level support dan resistance, bukan tidak memiliki kelemahan sama sekali. Indikator penentu yang dihasilkan dari penghitungan harga penutupan ini adalah salah satu indikator jangka pendek, yang hasil analisisnya hanya akan berlaku sampai akhir suatu sesi trading saja. Untuk mengantisipasinya, expiry time pada posisi trading hendaknya disesuaikan dengan time frame yang diamati. Hal ini dikarenakan, kegiatan harga (price action) akan lebih sulit untuk diprediksi saat mulai memasuki periode trading berikutnya.

Di samping itu, trader juga perlu mengantisipasi seberapa kuat harga bereaksi saat harga menembus level-level tertentu. Adanya fakeout dan breakout juga perlu menjadi perhatian khusus jika trader tidak ingin option-nya berakhir out-of-the-money.

Oleh karena itu, penggabungan pivot point dengan beberapa indikator teknikal lain dan pengamatan pola candlestick sangat disarankan dalam trading binary options. Hal ini akan membantu trader menyaring sinyal-sinyal trading palsu dan meningkatkan akurasi pada strategi binary options dengan pivot point.



Dikutip dari: http://www.seputarforex.com